Notification

×

Tag Terpopuler

Selain Kematian Ratusan Ikan di Aliran Sungai Kampar, Hal Serupa Juga Sebelumnya Pernah Terjadi di Sepanjang Aliran Sungai Gondai

Jumat, 26 Maret 2021 | Maret 26, 2021 WIB Last Updated 2021-06-26T05:02:14Z
Terlihat ikan keramba yang mati milik nelayan dialiran sungai Gondai, beberapa waktu lalu.


BATAM, SOROTTUNTAS.COM - Viralnya pemberitaan yang memuat tentang kematian ratusan ekor ikan secara mendadak disekitar aliran sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan baru-baru ini, memunculkan beberapa permasalahan yang sama yang juga pernah terjadi di wilayah Pemerintahan Kabupaten Pelalawan lainnya.

Sebagaimana yang disampaikan oleh H. Ridwan, Anggota BPD Desa Gondai, Kecamatan Langgam, kepada sorottuntas.com, Jumat 26/03/2021.

Dirinya mengatakan, bahwa sungai Gondai merupakan lumbung ikan, yang sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat Pangkalan Gondai selama ini.

Bahkan bukan hanya masyarakat Desa Pangkalan Gondai saja, menurutnya masyarakat dari Desa lainnya pun banyak yang mengais rezeki, dan menggantungkan hidup di sepanjang aliran sungai Gondai tersebut.

H. Ridwan, Ketua DPD Desa Gondai, Kecamatan Langgam.(foto/Pranseda)




"Puluhan petani ikan yang menggantungkan hidup di sepanjang aliran sungai Gondai selama ini, akhir-akhir ini selalu terancam dan menjadi korban setiap kali musim kemarau tiba. Hal itu dialami oleh kelompok ikan keramba, mau pun nelayan pencari habitat ikan yang ada di sungai Gondai, saat ini," ucapnya.

Menurut H. Ridwan, penurunan secara drastis hasil tangkapan nelayan diduga akibat dari penggunaan racun ikan dan juga setrum ikan, yang diduga dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

Seperti yang menurutnya terjadi pada 05/03/2021 lalu. Dimana terjadi kematian ribuan ekor ikan secara mendadak disepanjang aliran sungai Gondai.

Atas kejadian tersebut H. Ridwan mengatakan, bahwa pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan, dan juga kepada pihak DPRD Kabupaten Pelalawan.

Akan tetapi, menurutnya hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari Pihak Dinas Lingkungan Hidup Pelalawan, dan juga dari pihak DPRD Pelalawan, atas laporan yang mereka sampaikan.

"Saya secara pribadi, sangat menyayangkan, dimana sampai hari ini belum ada tindak lanjut dari Dinas Lingkunagan Hidup Kabupaten Pelalawan maupan dari DPRD Kabupten Pelalawan, atas laporan yang sudah kami sampaikan," ujar Ridwan. menjelaskan.

Lanjutnya lagi, "Padahal sungai Gondai dengan ikannya yang banyak sangat menunjang terhadap kebutuhan ekonomi para nelayan dan si miskin yang tidak sanggup membeli ikan. Dimana selama ini hanya dengan membawa pancing, pulang sudah bawak ikan yang cukup untuk dimakan satu atau dua hari," ucapnya.

Selain itu H. Ridwan juga menambahkan, yang mana menurutnya sungai Gondai dapat menarik kunjungan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara dengan menawarkan wisata pancingnya yang selama ini sangat menjanjikan.

"Padahal Sungai Gondai sangai potensial untuk menarik wisatawan lokal bahkan wisatawan mancanegara tentang wisata pancing nya. Terbukti di sungai Gondai pernah diadakan lomba pancing pada tahun 2020. Dimana pesertanya mencapai sampai 2000 orang," jelas H. Ridwan mengenang kegiatan lomba pancing yang pernah diselenggarakan di aliran sungai Gondai beberapa waktu lalu.

"Maka dari itu, katanya, saya selaku pemerhati nasib nelayan dan perkembangan wisata sungai, sangat mengharapkan dukungan penuh, baik dari Pemerintah, dari DPRD Kabupaten Pelalawan, dari Penegak hukum, serta masyarakat, untuk bisa menyelamatkan hutan dan sungai Gondai kedepannya dari ulah oknum-oknum nakal yang tidak bertanggung jawab," harapnya.(Pranseda)

×
Berita Terbaru Update