Notification

×

Tag Terpopuler

Sering Mengalami Kekerasan Bahkan Saat Akan Melakukan Hubungan Badan, Istri Sirih Melaporkan Suami Sirihnya Ke Polres Pelalawan

Kamis, 11 Maret 2021 | Maret 11, 2021 WIB Last Updated 2021-03-20T05:38:47Z
Itdayani, saat memperlihatkan bukti Laporan Polisi kepada sejumlah wartawan, atas dugaan tindak kekerasan yang dilakukan suaminya terhadapnya.




PELALAWAN, SOROTTUNTAS.COM - Mengaku tidak tahan dengan perlakuan kasar yang diduga sering dilakukan oleh suaminya, seorang ibu rumah tangga yang diketahui bernama Itdayani, melaporkan suaminya ke Polres Pelalawan, Rabu (10/03/2021).

Didampingi kuasa hukumnya, Itdayani menyampaikan hal tersebut kepada sejumlah wartawan di kedai kopi Bagan, KM 1, Simpang Langgam, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, seusai membuat laporan Kepolisian di Polres Pelalawan. 

Kepada sejumlah wartawan Hendri Siregar, SH selaku kuasa hukum dari Itdayani menjelaskan, bahwa kliennya telah melaporkan seorang laki-laki bernama dengan (inisial R - red), yang tak lain adalah suami dari Itdayani, kepada pihak Kepolisian Resort Pelalawan.

"Saya bersama seorang ibu rumah tangga bernama Itdayani, telah melaporkan seorang laki-laki bernama berinisial R, yang adalah suami dari Itdayani, atas dugaan tindak pidana penganiayaan.

Diceritakannya, "Bertempat di KBC Ramayana Pangkalan Kerinci, pada tgl 16 Februari 2021 lalu, klien saya Itdayani yang sedang dalam keadaan hamil anak kelima, dianiaya oleh R. Atas penganiayaan tersebut, klien saya mengalami luka lebam ditubuhnya. 

Kasus penganiayaan itu telah dilaporkan di Polres Pelalawan pada hari ini, dengan bukti surat Laporan Polisi No. STPL/93/III/2021/RIAU/RES PELALAWAN, yang ditanda tangani oleh petugas SPKT bernama Eddy Surya, jelas Hendri Siregar, SH.

Itdayani bersama kuasa hukumnya, Hendri Siregar, SH, saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan



Hendri Siregar, SH berharap agar laporan kliennya tersebut dapat diproses dengan cepat. Sebab menurut keterangan kliennya, kekerasan itu sudah sering di lakukan oleh terlapor. 

Diceritakannya lagi, "Selama ini bukan hanya Itdayani sendiri yang sering mendapatkan kekerasan dari R, bahkan anak-anaknya dari Itdayani juga sering dianiaya dan jarang dinafkahi, oleh terlapor," jelas Hendri Siregar.

Ditegaskan oleh Hendri Siregar, SH,  selain kasus itu telah dilaporkan di Polres Pelalawan, pihaknya juga akan membuat laporan di Komnas Pelindungan Perempuan dan anak, supaya proses hukum atas laporan kliennya benar-benar dikawal. 

"Sebab selain dari kasus penganiayaan yang telah dilaporkan di Kepolisian, juga ada hak-hak empat orang anak korban yang harus diperjuangkan. Karena terlapor dinilai telah menelantarkan anaknya dengan indikator tidak memberi nafkah, baik kepada Itdayani sebagai istrinya maupun terhadap keempat orang anaknya," bebernya.

Itdayani menambahkan, "Saya sudah sering sekali dipukuli, sangking seringnya dipukuli, saya sudah tidak ingat lagi berapa kali mengalaminya," ucapnya.

Ia juga menjelaskan, mengapa baru sekarang dirinya melaporkan kekerasan yang sudah sering dilakukan oleh suami sirihnya tersebut.

"Saya baru melapor ke Polisi karena selain memikirkan nasib anak-anak takut tidak ada bapak, juga setiap mau melapor ke polisi saya selalu dincamnya. Dan setiap habis dipukuli olehnya, saya dikunci didalam kamar, sehingga tidak bisa melapor," jelas Itdayani menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya selama ini.

Selain itu, Itdayani menceritakan, jika istri pertama R juga pernah ikut menganiaya dia berasama buah hatinya. 

"Pernah saat itu saya dalam keadaan hamil, didatangi bersama istri pertamanya, selain bicara kotor, perut saya dibenturi sama istri pertamanya dan kepala anak pertama saya yang tidak ada salah apa-apa dipukul menggunakan sepatu tingginya. Waktu itu saya sempat melapor tapi diancam oleh suami (R)," tutur Itdayani dengan mata berkaca-kaca.

Tambahnya lagi, "Bukan hanya itu saja, dalam berhubungan sesksual dengannya juga saya selalu dianiayanya. Setiap dia mau dilayani, terlebih dahulu saya dipukulinya baru disetubuhinya. Pernah saya baru tiga hari melahirkan, dia minta saya melayaninya. Dengan terpaksa saya melayaninya, kalau tidak, dipukulinya," ucapnya sambil mengusap matanya. 

Lebih lanjut Itdayani menceritakan, "Kejadian seperti itu berulang-ulang saya  rasakan, dan dalam keadaan saya sedang menangispun, dia mau menyentuh saya. Tidak pernah sekalipun dia menyentuh saya dengan kasih sayang," bebernya.

Itdayani mengaku telah menikah siri sejak tahun 2009 dengan R. Selama pernikahannya degan R, dirinya mengatakan jarang diberi uang belanja. Jikapun kebetulan diberi uang belanja, jumlahnya tidak pernah lebih dari Rp 100 ribu.

"Selama kami jadi suami istri bila saya dikasih uang belanja, tidak pernah lebih dari Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu. Malah hasil jerih payah saya sendiri habis dimintainya," tukasnya.

Dikutip dari riaumadani.com R (terlapor) yang di konfirmasi wartawan melalui pesan WA, dirinya menjawab untuk tidak usah menanggapi apa yang disampaikan oleh Itdayani.

"Tidak usah ditanggapi, karena saya sudah lama bercerai dengan dia. Dia datang menyerang di kantor PP di KBC kemarin sewaktu saya lagi rapat di kantor. Semua anggota PP disitu siap jadi saksi bahwa saya diserang di kantor," ucapnya.

Selain itu, R mengakui bahwa Itdayani pernah berstatus sebagai istri sirinya. "Dulu sebagai istri siri," ucapnya seraya meminta untuk tidak diberitakan. "Tidak usah dibuat beritanya ya, tidak usah direspon lagi," ujar R.(*)

Dirilis dari Riaumadani.com

×
Berita Terbaru Update