Bangunan drainase terlihat hancur, Kadis PUPR Kabupaten Labuhanbatu Selatan, memilih bungkam (Foto : M.Y.K Simanjuntak) |
LABUSEL, SOROTTUNTAS.COM - Drainase dari saluran air yang berada di jalan lintas Sosopan Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang tepatnya berada didepan bangunan megah kantor Bupati Labuhanbatu Selatan, rubuh dan hancur diterpa derasnya air yang mengalir di drainase tersebut.
Saat dikonfirmasi melalui seluler dan pesan WhatsApp, Jumat (08/10/2021), Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Safii Simbolon lebih memilih diam dan bungkam perihal hancurnya drainase tersebut.
Sementara Asisten 2 Ralikul, Rahman, ST saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa dirinya juga heran dan terkejut melihat drainase tersebut yang hancur.
"Saya juga terkejut saat melihat drainase itu. Ketika kita ingin membangun sesuatu terlebih dahulu kita harus melihat kultur tanah, model dan bentuk bangunan apa yang cocok untuk dibangun dilokasi tersebut. Dengan artian bukan sekedar asal bangun saja," jelasnya.
Lanjutnya, "Antisipasi agar tidak memperpanjang rubuhnya tembok drainase itu, kita harus perbaiki tembok drainase yang rusak dan kita harus mengeruk tanah yang tertimbun didalam drainase, agar debit air saat hujan turun tertampung dan lancar," kata asisten dua tersebut.
Sementara Bupati Labuhanbatu Selatan, H.Edimin saat diminta keterangan seputar rubuhnya bangunan dinding drainase tersebut mengatakan, bahwa beliau tidak mengetahuinya karena bangunan tersebut dibangun tidak dimasa kepemimpinannya.
"Saya tidak tahu tentang bangunan itu dan sudah saya jelaskan sebelumnya pada saat meeting zoom dengan KPK, bahwa saya undang KPK untuk datang ke Labusel dan mengusut atau mengaudit bangunan-bangunan yang berbau korupsi," terang Bupati.
As Bancin (51 tahun) warga setempat saat dikonfirmasi mengenai bangunan drainase tersebut, Senin (11/10/2021) menjelaskan, bahwa hancurnya tembok drainase itu diduga di akibatkan volume serta pondasi yang kurang kokoh.
Padahal drainase itu dibangun untuk mengurangi kelebihan air saat musim hujan, sehingga mengurangi resiko banjir dan genangan air disekitar kantor bupati tersebut.
"Seharusnya agar instansi terkait saat pembangunan, harus ketat mengontrol pekerjaan dan pemborong yang nakal yang hanya ingin meraup keuntungan besar tetapi merugikan kita masyarakat," tutupnya.
Liputan : M.Y.K.Simanjuntak
Editor : Hendrik Restu F