Saat ini sejumlah wadah mengalami penurunan debit air diakibatkan kurangnya ketersediaan air baku di sejumlah dam atau waduk untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Batam. |
BATAM, SOROTTUNTAS.COM - Suplai air di Kota Batam, Kepulauan Riau saat ini sedang mengalami krisis yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan air baku di sejumlah dam atau waduk untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Batam yang populasinya kian bertambah.
Kota Batam sendiri dikenal tidak memiliki mata air dan sungai. Saat ini sejumlah wadah mengalami penurunan debit air Hulu. Hal tersebut membuat waduk menjadi sarana utama dalam memenuhi kebutuhan air.
Ada 6 (enam) waduk di Batam yang difungsikan untuk menampung air hujan yang kemudian diolah menjadi air bersih diantaranya waduk Sei Harapan, Nongsa, Sei Ladi, Muka Kuning, Duriangkang dan waduk Sei Gong.
Manajemen Air Minum Batam Hilir mengatakan, bahwa pasokan air yang ada pada keenam waduk tersebut tidak mampu menyuplai kebutuhan air bagi masyarakat Batam yang tiap tahun mengalami pertambahan penduduk.
Menurutnya, wajar kalau suplai air di Batam sulit dan bahkan mati untuk daerah yang elevasinya tinggi. Hal tersebut dikarenakan SPAM Batam masih menggunakan pompa untuk menyalurkan air ke setiap rumah.
Selain itu, ada beberapa pipa air yang mengalami kebocoran akibat pengerjaan jalan, salah satunya di area Simpang Barelang yang mengharuskan pengelola air bersih Batam Hilir untuk mematikan air untuk sementara hingga pengerjaan tersebut selesai sehingga suplai air di Batuaji sekitarnya akan terganggu.
Terpisah warga perumahan Permai Jodoh, Kelurahan Sungai Jodoh, Kecamatan Batuampar, Swandi Asun mengaku adanya kendala suplai air. Namun menurut Asun, keluhan dari masyarakat disikapi secara sigap oleh pihak pengelola air bersih Batam Hilir.
“Kami berharap agar permasalahan suplai air sesegera mungkin dapat ditangani. Untuk sementara ini mobil tangki air menyuplai kebutuhan air masyarakat,” tutur Asun kepada media belum lama ini. (Solo)