Penumpang kapal KM Satria Pratama setibanya di pelabuhan Telaga Punggur, Batam. |
Lonjakan jumlah penumpang ini diduga akibat dari libur panjang sekolah, yang bertepatan jatuh bersamaan dengan hari libur perayaan Idul Adha 1444 H, yang jatuh pada hari Kamis (29/07/2023) lalu.
Adapun jumlah penumpang dari pelabuhan Sei Pakning tujuan Batam, yang diberangkatkan pada hari Rabu (05/07/2023) sekitar pukul 16.00 Wib, atau sore hari, diperkirakan mencapai 600 orang penumpang, yang terdiri dari bayi, anak-anak, dewasa dan lansia.
Banyaknya jumlah penumpang yang diangkut mengakibatkan penumpang saling berdesak-desakan.
Berdasarkan informasi diketahui, bahwa jumlah kapasitas dari kapal Roro KM Satria Pratama tersebut maksimal hanya 270 orang penumpang saja.
Akibat jumlah penumpang yang diduga telah melebihi kapasitas semestinya, mengakibatkan tidak sedikit penumpang yang tidak mendapat tempat duduk meski dilantai kapal sekalipun.
Pemandangan di kapal Roro KM Satria Pratama ini sangat menyedihkan dan sangat memilukan hati.
Melihat sebagian penumpang dewasa, anak-anak, serta para lansia, harus berdiri berdesak-desakan selama berlayar, yang menghabiskan waktu sekitar 20 jam pelayaran.
Lebih membingungkan lagi, diketahui di lantai tiga kapal Roro KM Satria Pratama, atau tepatnya di bagian belakang ruang kemudi kapal, ada ruang kosong yang dipenuhi puluhan kursi.
Dari puluhan kursi yang ada di lantai tiga kapal KM Satria Pratama, terlihat hanya di isi oleh beberapa orang, yang juga diduga adalah penumpang.
Namun sejauh ini belum diketahui secara pasti peruntukan dari ruang kosong di lantai tiga kapal Roro KM Satria Pratama tersebut.
Berdasarkan keterangan salah seorang dari anak buah kapal yang berhasil dikonfirmasi, diketahui bahwa ruang kosong di lantai tiga kapal tersebut adalah ruang bagi para kru kapal KM Satria Pratama.
"Itu untuk ruang kru kapal bang," ujar salah seorang dari kru kapal KM Satria Pratama singkat.
Keterangan dari kru kapal KM Satria Pratama tersebut, berbeda dengan keterangan yang diterima wartawan dari salah seorang penumpang kapal KM Satria Pratama tujuan Batam.
Kepada wartawan, penumpang tersebut mengaku bahwa ruang kosong di lantai tiga kapal Roro KM Satria Pratama tersebut, sengaja dikosongkan bagi penumpang yang bersedia bayar.
Adapun nilai harga ruang kosong di lantai tiga kapal Roro KM Satria Pratama menurut penumpang tersebut, diperjualbelikan (disewakan) dengan harga Rp 600.000,"/masing-masing penumpang hingga ke Batam.
"Ada yang datang nawarin kamar, mau nyewa kamar nggak? Kamarnya bagus, lumayanlah, muat kapasitas sekitar 4 orang. Jadi aku tanya, berapa? "Enam ratus," katanya. Ah.., enam ratus nggaklah, aku bilang. Tapi pas aku mau naik tangga datang lagi, ditawari lagi, ya sudah aku bilang kalau enam ratus nggaklah, kalau seratus lima puluh aku mau, aku bilang gitu," jelas penumpang tersebut menjelaskan.
Tidak sampai disitu, kesengsaraan ratusan penumpang kapal KM Satria Pratama tujuan Batam tersebut masih terus berlanjut.
Dimana hampir sepanjang perjalanan, air bersih tidak tersedia baik di toilet pria dan juga di toilet wanita.
Kondisi ini memaksa sebagian penumpang terpaksa membeli air mineral seharga Rp 15.000/perkemasan, untuk digunakan sebagai pembersih atau menyiram kotoran di dalam toilet.
Menjelang pagi hari, kondisi lantai toilet dan closed dari kapal Km Satria Pratama terlihat sudah dipenuhi oleh kotoran manusia, dan juga botol kosong bekas.
Namun meski dengan keadaan sangat kotor, tidak sedikit juga para penumpang yang merasa sesak akibat hendak buang air kecil dan air besar, terpaksa menggunakan toilet kotor di kapal tersebut, dan menambah jumlah kotoran yang berserakan di lantai dan juga closed dari kapal KM Satria Pratama.
Tindakan tidak memanusiakan penumpang oleh kru kapal Roro KM Satria Pratama tersebut, membawa duka dan luka terpendam di hati salah seorang penumpang.
Dimana setibanya di pelabuhan Telaga Punggur Batam, pada hari Kamis tanggal 06/07/2023. Salah seorang penumpang kapal Roro KM Satria Pratama, bernama Gopok Sibagariang (40) tahun, meluapkan emosinya kepada Hariyanto, yang diketahui sebagai Supervisi PT ASDP Indonesia Ferry ( Persero) cabang Batam.
Ia terus berteriak-teriak histeris dihadapan para penumpang yang baru saja turun dari kapal Roro KM Satria Pratama, dan juga dihadapan para penumpang kapal yang akan berangkat menuju kota atau pulau lainnya.
Bahkan tidak sedikit petugas dari Kepolisian, petugas dari TNI, petugas Dinas Perhubungan, serta petugas pelabuhan lainnya yang bertugas di Pelabuhan Telaga Punggur Batam, kesulitan meredam emosi dari pria 40 tahun tersebut.
Ia meminta agar petugas pelayaran dan pihak-pihak terkait di pelabuhan yang berhubungan dengan pelayaran Sei Pakning - Batam untuk segera dicopot dari jabatannya.
Dimana menurutnya oknum-oknum yang ada di Pelabuhan Roro Sei Pakning - Batam, terkesan hanya mementingkan keuntungan, tanpa memikirkan kenyamanan dan keselamatan penumpang.
Selain itu, kondisi kapal Roro KM Satria Pratama GT.1026NO379 ini terlihat sudah sangat tidak layak berlayar. Dimana pada bagian dinding-dinding kapal, dan juga tiang-tiang penyangga kapal, terlihat sudah keropos di sana-sini.
Namun sangat disayangkan, sepertinya kondisi kapal Roro KM Satria Pratama ini luput dari perhatian pihak Syahbandar, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) dan juga dari pihak Dinas Perhubungan.
Sehingga dengan kondisi yang dinilai jauh dibawah standar keamanan dan keselamatan pelayaran tersebut, kapal Roro KM Satria Pratama masih mendapat izin berlayar.
Liputan : Lukman Simanjuntak
Editor : Hendrik Restu F
#Syhabandar
#KPLP
#PelabuhanTelagapunggur
#Kementerianperhubungan
« Prev Post
Next Post »