Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto, S.H., M.H. |
Bahkan warga di Batam terpaksa ‘berkeliling’ untuk mencari pasokan gas yang dijual sejumlah pangkalan hingga SPBU.
Kondisi lainnya juga membuat warga kian sulit, setelah harga beras di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikkan harga. Walhasil, warga yang biasa membeli beras premium beralih ke beras kualitas medium.
Mengingat, beras premium dijual dengan harga Rp 14.000 sampai Rp 15.000 per kilogram. Sementara itu untuk jenis medium berkisar Rp 13.000 hingga Rp 13.500 per Kg. Dimana biasanya, harga beras tersebut berada di Rp 12.500 per kg.
Harga beras ini bagi warga, tergolong masih tinggi dan belum ada perubahan dari distributor. Dan membuat banyak konsumen yang biasanya membeli beras jenis premium beralih ke beras medium.
Merespon hal tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kita Batam Nuryanto S.H., M.H. mengaku sangat prihatin dan meminta kepada Pemerintah Daerah khususnya Disperindag untuk bisa mengintensifkan pemantauan stok elpiji bersubsidi 3 kg.
Sehingga stok yang ada di pangkalan tidak sampai mengalami kekosongan. Intensitas pemantauan ini, juga untuk memastikan kepada masyarakat bahwa stok bahan bakar tersebut sangat tersedia dan aman.
Selain itu, untuk mencegah penjualan oleh pihak agen maupun pangkalan kepada yang bukan sasaran. Mengingat banyak warga mengadukan kondisi sulitnya membeli gas elpiji 3kg di pangkalan karena cepat habis.
“Kami meminta agar semua pihak bisa memantau dan memperhatikan kondisi ini. Karena masyarakat menjadi resah dan kesulitan akibat kelangkaan gas 3 kg ini. Dan kami juga berharap, tidak ada penjualan gas elpiji bersubsidi 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET),” tegasnya.
Baca juga : Ketua DPRD Kota Batam Ungkap Langkah-Langkah Penting untuk Pengelolaan Pertanahan di Batam
Powered by Inline Related Posts
Politisi PDi Perjuangan ini juga meminta agar masyarakat ikut mengawasi distribusi elpiji 3 kg di setiap pangkalan yang ada di wilayahnya masing-masing.
Jika menemukan penyimpangan seperti penjualan kepada bukan sasaran, agar segera melaporkan ke pihak berwajib disertai data akurat.
“Tindakan tersebut penting dilakukan agar dapat memperbaiki jalur distribusi bagi mereka yang lupa atau lalai terhadap regulasi terkait peruntukkan bahan bakar gas (BBG) bersubsidi,” tegasnya.
Sementara itu, terkait kenaikkan harga beras pihaknya meminta kepada Pemerintah Daerah untuk bisa melakukan kerjasama dengan sejumlah lembaga untuk mengantisipasi kenaikan serta pengendalian harga beras.
Mengingat, diperkirakan perubahan cuaca diprediksi akan mempengaruhi harga kebutuhan hidup masyarakat.
“Penguatan kerjasama ini, nantinya diharapkan bisa menjaga stok beras sehingga kenaikan harga di pasaran tetap stabil,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, inflasi di Batam pada September 2023 sebesar 0,12 persen disebabkan adanya kenaikan sejumlah kelompok pengeluaran. Dari 370 komoditas yang menyusun inflasi Kota Batam, 61 komoditas mengalami kenaikan harga dan 57 komoditas mengalami penurunan harga.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yaitu beras dan tomat. Kondisi ini juga terlihat pada Juli dan Agustus 2023, beras juga menjadi komoditas yang dominan memberikan andil inflasi.
“Beras menjadi komoditas dominan penyumbang inflasi di Batam, ” ujar Kepala BPS Batam, Agus Kadaryanto. (*)