Gambar Message Makmur yang berada di komplek Ruko Waheng Center |
BATAM, SOROTTUNTAS.COM - Oknum pelaku pemukulan terhadap seorang wartawan berinisial PS (38) di tempat yang diduga prostitusi berkedok massage tradisional, yang beralamat di komplek Pertokoan Pasar Melayu (Waheng Center), Kelurahan Bukit Tempayan, kabarnya belum kunjung ditangkap oleh pihak Polsekta Batuaji.
Padahal kasus pemukulan yang diduga dilakukan oleh salah seorang oknum preman dari pihak pengelola Message Makmur terhadap wartawan PS, sudah dilaporkan ke Polsek Batuaji sejak hari Senin (17/6/2024) lalu.
Menurut pengakuan korban PS hingga saat ini pelaku pemukulan belum juga ditangkap.
"Belum ditangkap," ujar PS kepada wartawan, Jumat 28/06/2024.
Perihal kasus ini Kapolsek Batuaji Aji AKP Benny Syahrizal, S.H., M.H, sudah dikonfirmasi wartawan media ini sejak beberapa waktu lalu, namun Kapolsek Batuaji terlihat lebih memilih diam dan tidak menanggapi konfirmasi wartawan.
Atas kinerja dari pihak Polsek Batuaji yang terkesan lambat dalam penanganan kasus ini, Ketua DPC Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Kota Batam, Gusmanedy Sibagaring, mendesak Kepolisian Polsek Batuaji untuk segera menangkap pelaku pemukulan dan pihak terkait lainnya.
“Kami mendesak Polisi menangkap pelaku pengeroyokan wartawan yang diduga adalah oknum preman atau pihak keamanan Massage Makmur,” ujarnya.
Katanya lagi, "Jika kasus pemukulan terhadap wartawan ini tidak segera diproses, maka kami para reporter berita akan melaporkan kasus ini ke pihak Propam Polda Kepri, tegasnya.
Berdasarkan keterangan korban PS, pemukulan yang dilakukan oleh salah seorang dari oknum pihak pengelola terhadap dirinya terjadi pada hari Minggu (16/06/2024) malam.
Dituturkannya, pihak pengelola panti pijat atau Massage Makmur tersebut telah melakukan pemukulan, fitnah, serta pemerasan terhadap dirinya.
“Saya tidak tahu apa masalahnya tiba-tiba saya disuruh harus membayar sesuatu yang tidak saya ketahui tujuannya untuk pembayaran apa. Parahnya lagi saat itu saya langsung dipukul seorang di teras Massage Makmur tersebut.
Katanya lagi, ”Pada saat itu saya baru pulang Investigasi dari salah satu pelabuhan di daerah Sekupang. Karena merasa kelelahan saya singgah di Messege tersebut. Tapi entah kenapa saya yang saat itu belum mendapatkan layanan apa-apa sudah ditagih uang sebesar Rp. 250.000," ujarnya.
Karena merasa belum mendapat layanan apapun, akhirnya PS mengaku tidak menyanggupi alias menolak permintaan dari kasir Message Makmur untuk membayar uang sejumlah Rp. 250.000 tersebut.
Atas penolakan dari korban PS, kasir Message Makmur yang tidak diketahui namanya memanggil seseorang yang diduga pihak keamanan (preman) yang menjaga lokasi dan langsung memukul PS.(red)