Kepala BP Batam HM Rudi |
BATAM, SOROTTUNTAS.COM - Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Tahun 2024 di Indonesia telah usai dilaksanakan. Sama halnya juga dengan Pemilihan Walikota Batam dan Pemilihan Gubernur Kepri periode 2024 - 2029 yang juga sudah usai dilaksanakan.
Terlepas dari apa dan siapa yang menjadi pemenangnya, masing-masing pihak sudah kembali bekerja untuk melanjutkan sisa masa jabatannya. Demikian juga halnya dengan HM Rudi selaku Walikota Batam dan Kepala BP Batam. Beliau langsung tancap gas untuk melanjutkan berbagai program yang sudah direncanakan sebelumnya.
Namun dengan akan berakhirnya masa jabatannya sebagai Walikota Batam, tidak sedikit pihak yang mulai mempertanyakan dan mulai membicarakan jabatannya sebagai Kepala BP Batam yang memang adalah jabatan Ex-Officio Walikota Batam.
Akan tetapi sampai saat ini, masih banyak pihak yang berharap dan menginginkan HM Rudi tetap menjadi Kepala BP Batam. Hal ini tidak terlepas dari berbagai pencapaian pembangunan, dan juga peningkatan investasi, serta pertumbuhan ekonomi selama masa kepemimpinannya.
Diketahui sejak 29 September 2019 hingga saat ini, jabatan Kepala BP Batam masih dijabat oleh HM Rudi yang juga merupakan Walikota Batam 2 periode sejak 2016 hingga 2024.
Sejak saat ia menjabat sebagai Kepala BP Batam, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui, bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Batam terus mengalami peningkatan.
BP Batam meraih predikat IPPN Tahun 2024 sangat baik |
Pada tahun 2021, ekonomi Batam tumbuh 4,75 persen setelah tahun sebelumnya mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19. Akan tetapi, pertumbuhan industri pengolahan dan sektor kontruksi memberikan kontribusi positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi Batam di tahun tersebut.
Memasuki tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Batam meroket dengan capaian 6,84 persen. Angka yang cukup membanggakan di saat beberapa daerah lain di Indonesia sedang mencoba untuk bangkit dari hantaman pandemi. Lalu pada tahun 2023, ekonomi Batam tumbuh 7,04 persen.
Atas capaian capaian tersebut beberapa tokoh aktivis, tokoh masyarakat, tokoh politik, dan juga tokoh akademisi Kota Batam menyuarakan agar Muhammad Rudi tetap menjabat sebagai Kepala BP Batam, sebagaimana yang berhasil dirangkum oleh media sorottuntas.com.
"Dibawah Kepemimpinan HM Rudi Pembagunan Kota Batam dan pertumbuhan ekonomi sangat maju pesat melampaui Provinsi bahkan nasional." Jerry Macan Makasau (Aktivis Pemerhati Kebijakan Publik Kota Batam)
"Saya selaku salah seorang aktivis pemerhati kebijakan publik di Kota Batam berpendapat, selama kepemimpinan H Muhammad Rudi sebagai Walikota Batam dan Kepala BP Batam, pembangunan di Kota Batam sangat maju pesat. Baik dari infrastruktur, pertumbuhan ekonomi yang melampaui Provinsi dan bahkan nasional."
Jadi, saya mengimbau masyarakat Kota Batam pada umumnya, untuk mendukung H Muhammad Rudi untuk tetap menjadi Kepala BP Batam defenitif. Semoga juga Pemerintah Pusat, yaitu Bapak Presiden Prabowo Subianto, mengakomodir keinginan kami sebagai masyarakat Kota Batam, agar Muhammad Rudi dapat melanjutkan pemerataan pembangunan di semua Kecamatan yang ada di Kota Batam.
Terakhir pencapaian Muhammad Rudi membawa Batam kepada pertumbuhan ekonomi sangat tinggi. Saat ini pertumbuhan ekonomi Batam di atas 7 persen, ini melampaui pertumbuhan ekonomi Provinsi dan nasional," ucap Jerry Macan Makasau disalah satu kedai kopi di Sagulung, Rabu 11/12/2024.
"Bapak Muhammad Rudi sudah membangun Kota Batam sesuai dengan Kebutuhan bukan sesuai dengan kemauan." Metio Sandi (Tokoh Pemuda) Sekaligus Sekertaris DPC Relawan KIPRA (Kita Prabowo)
"Saya berharap Bapak Muhammad Rudi tetap menjadi Kepala BP Batam. Jika bukan beliau, maka rencana besar proyek pembangunan strategis nasional di Kota Batam bisa terbengkalai. Karena kalau pemimpinnya baru tentu butuh melakukan banyak kajian lagi."
"Kedua, Bapak Muhammad Rudi telah terbukti membangun Kota Batam sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai dengan kemauan. Butuhnya fly over, dibangun fly over, butuhnya bundaran, dibangun bundaran. Selain itu beliau sangat responsif terhadap berbagai aduan dari masyarakat. Kalau yang lain biasanya lambat itu dalam merespon," terangnya.
"Untuk melanjutkan program berkesinambungan Rempang Eco-City kita berharap Bapak Muhammad Rudi yang akan melanjutkan." Pardamaian Simbolon (Ketua Dewan Pertukangan Nasional Provinsi Kepri)
"Agar tetap berkesinambungan, khususnya untuk melanjutkan proyek besar pembangunan Rempang Eco-City yang telah berjalan saat ini, kita berharap Bapak Muhammad Rudi yang akan melanjutkan dan menyelesaikan ini sebagai Kepala BP Batam" harap Pardamaian Simbolon.
"Plus minus tentu ada, saya melihat Muhammad Rudi sebagai orang daerah yang menjabat sebagai Kepala BP Batam, dia paham tentang pentingnya pembangunan daerah itu. Selain itu pentingnya BP Batam juga memberikan kontribusi pembangunan daerah." Uba Ingan Sigalingging (Tokoh Politik dan Aktivis di Kota Batam)
"Terkait Kepala BP Batam Kedepannya saya kira disesuaikan saja dengan tugas dan fungsinya. Secara institusi BP Batam itu 'kan dibawah kendali Pemerintah pusat. Terkait dengan sosok, saya kira Pemerintah pusat juga 'kan sudah mengetahui. Bahwa katakanlah Pemerintah pusat sudah bisa membuat semacam evaluasi dan konteks kerja strategis BP Batam, yang selama 5 tahun ini dijalankan yang kebetulan juga Walikota Ex-Officio Kepala BP Batam HM Rudi.
Dari itu tentu Pemerintah pusat bisa mengambil kesimpulan apa dan bagaimana BP Batam kedepan. Bahwa menyangkut dengan sosok itu kembali ke Pemerintah pusat. Namun dari apa yang sudah dicapai tentu ada juga yang harus dibenahi. Artinya disini terkait peningkatan investasi misalnya. Bahwa investasi ini juga 'kan berkorelasi dengan kebijakan Pemerintah pusat dan juga ekonomi dunia.
Tetapi kalau misalnya dalam konteks investasi dan pertumbuhan ekonomi, pemerintah pusat tentu punya acuan atau standart, atau agenda yang harus dilaksanakan oleh BP Batam. Kalau terkait dengan konteks daerah, 5 tahun ini saya melihat BP Batam itu bisa memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap pembangunan di Batam. Tentu ini menjadi harapan kita bahwa BP Batam itu tidak hanya untuk kepentingan pusat. Tetapi juga bisa bermanfaat untuk kepentingan daerah.
Artinya ketika daerah dibangun seperti ini atau apa yang sudah dilakukan oleh Muhammad Rudi, misalnya dengan membangun infrastruktur, itu juga menjadi kepentingan pusat. Dengan kata lain begini, kalau semua anggaran ditarik ke pusat itu belum tentu bermanfaat untuk pembangunan daerah. Tetapi sebaliknya kalau daerah dibangun pusat pasti kuat.
Lalu apa yang sudah diperbuat dengan keberadaan BP Batam, memberikan benefit ekonomi, benefit pembangunan, itulah yang kita harapkan. Kalau mengenai pendapat dan harapan dari beberapa teman-teman, terkait agar Kepala BP Batam tetap dijabat oleh Muhammad Rudi, kalau pendapat saya secara pribadi mungkin tidak terlalu berpengaruh.
Tapi mungkin saya katakan, Pemerintah pusat sudah memikirkan ini secara serius, bagaimana pembangunan dan juga upaya peningkatan investasi itu bisa ditingkatkan kedepan. Saya pikir mereka sudah lebih paham lah begitu. Dan kalau pun ada usulan untuk mempertahankan tetap Muhammad Rudi menjadi Kepala BP Batam Kedepannya, itu tentu harus dihormati.
Plus minus tentu ada, saya melihat Muhammad Rudi sebagai orang daerah yang menjabat sebagai Kepala BP Batam, dia paham tentang pentingnya pembangunan daerah itu. Selain itu pentingnya BP Batam juga memberikan kontribusi pembangunan daerah. Yang mana pembangunan ini, pembangunan infrastruktur yang utama, juga akan membantu Pemerintah pusat dan juga bermanfaat bagi Pemerintah pusat.
Tentu saya melihat ini sesuatu hal yang positif. Kenapa? Karena Muhammad Rudi punya keberanian untuk melakukan itu. Disisi lain tentu ada kekurangan yang harus ditingkatkan. Intinya disini, bahwa semua yang dijalankan oleh BP Batam itu adalah kebijakan pusat, dan bukan kebijakan daerah.
Satu hal yang perlu digarisbawahi misalnya begini, selama ini saya pernah jadi anggota DPRD 'kan juga tidak punya kewenangan untuk memberikan catatan-catatan terhadap kinerja BP Batam. Kedepan harapannya ada pelibatan itu juga. Sehingga pembangunan itu betul-betul bisa menampung aspirasi dari bawah," terang Uba Ingan Sigalingging.
"Pimpinan Batam terus berganti, mulai dari Ibnu Sutowo, Abi Hasan Said, kemudian Pak Hernomo, kemudian ada Pak Habibie, kemudian ada Pak Ismet Abdullah, kemudian ada Pak Mustofa, lompatan lompatan pembangunan saya tidak tahu sebabnya kenapa, tidak seperti dibawah kepemimpinan Pak Rudi." Prof. Dr. Ir. Chablullah Wibisono MM (Wakil Rektor I Uniba, Ketua FKUB Batam 2 periode 2017- 2027 dan 3 Periode WK FKUB Pro Kepri, Mantan Anggota DPRD Batam 1999- 2009)
"Saya bicara realistis dan didukung oleh data dan fakta. Saya di Batam sejak tahun 1974. Batam masih hutan, saya mengalami kondisi Batam yang pada waktu itu hanya 20 ribu penduduk, yaitu masyarakat tempatan yang ada di pantai-pantai. Saat itu konsumsi yang ada hanya cabai kering, kemudian ikan teri dan daun katuk serta Miki mie."
Saya masuk di Otorita Batam sejak tahun 1977 sebagai pegawai, sampai tahun 1999 karena waktu itu saya didaulat untuk masuk sebagai DPRD Kota Batam dan menjadi wakil ketua. Pimpinan Batam kan terus berganti, mulai dari Ibnu Sutowo, Abi Hasan Said, kemudian Pak Hernomo, kemudian ada Pak Habibie, kemudian ada Pak Ismet Abdullah, kemudian ada Pak Mustofa, lompatan lompatan pembangunan saya tidak tahu sebabnya kenapa, tidak seperti dibawah kepemimpinan Pak Rudi.
Walaupun dari sisi akademik Pak Mustofa kan Insinyur, saya juga Insinyur teknik sipil. Kemudian barangkali itu yang membuat masyarakat sebagian merasakan, lompatan lompatan pembangunan dengan jalan yang lebar, bandara, kemudian juga pelabuhan dengan fasilitas crane yang cukup canggih, dan juga air spam yang menghasilkan 400 miliar pertahun menguntungkan BP Batam.
Dimana dulu waktu dipegang oleh salah satu pengelola air sebelumnya kan tidak sebesar itu. Jadi barangkali itu yang membuat masyarakat menginginkan Haji Muhammad Rudi masih sebagai Kepala BP Batam terlepas dari ranah politik. Saya saksi sejarah, tanpa lompatan pembangunan hanya stagnan ya hanya rutinitas saja.
Bahkan pertumbuhan ekonomi kan mencapai 7 persen. Melebihi dari daerah-daerah yang lain, barangkali itu secara realita karena saya saksi sejarah, saya pegawai Otorita Batam di Batam sejak tahun 1974, masuk Otorita Batam sejak 1977 sampai 1999.
Selanjutnya Dengan tidak melangkahi kewenangan teman-teman anggota DPRD Provinsi Kepri, saya pernah menjadi tenaga ahli DPRD Kepri 10 tahun. Saya pernah ikut membantu, yang terhormat anggota DPRD Kepri untuk menyusun Perda otonomi daerah, dan sudah dikonsultasikan kepada Kementerian Hukum dan HAM.
Pada saat itu katakanlah Gubernur, para Bupati dan Walikota, tidak dipilih tapi ditunjuk. Termasuk Ketua Otorita Batam itu ditunjuk. Karena itu ya mungkin dalam rangka keseimbangan politik kekuasaan yang saya tidak mau masuk, 'kan kalau soal peraturan itu tergantung pusat. Kalau kemarin Ketua Otorita Batam diangkat oleh Presiden, kemudian karena sering terjadi ketidaksepahaman antara BP Batam dengan Pemerintah Kota Batam, kemudian dibuatlah Ex-Officio sehingga terjadi sinergi.
Kalau memang pusat menghendaki 'kan bisa saja peraturan baru dengan tidak melanggar peraturan yang ada. Tapi itu tergantung pusat, kalau diinginkan bisa dibuat peraturannya, tentu bukan maksud mendahului kewenangan DPR-RI selaku mitra Pemerintah pusat.
Selanjutnya sebagai seorang teknik sipil, saya merasa ada sesuatu yang hal yang unik dari kinerja Pak Rudi dalam hal membangun batu miring di Kota Batam. Saya tidak tahu talenta Pak Rudi, beliau 'kan dari Kepolisian, saya seseorang teknik sipil semua serba diperhitungkan dengan mekanika teknik, seperti batu miring itu saya harus mengikuti sudut geser namanya. Paling tidak 60 derajat, beliau bikin batu miring itu tegak lurus, dan tentu akan mendapatkan space untuk jalan.
Saya tidak tahu talenta seperti itu. Kalau saya sebagai insinyur teknik, itu tentu saya menghitung dengan sudut geser sesuai dengan jenis tanahnya. Jadi miringnya 60 derajat tidak tegak lurus, tapi Pak Rudi berani melakukan itu. Tapi alhamdulilah belum ada yang longsor, baik, kuat, dan kita mendapatkan space jalan yang lebar, itu salah satu talenta Pak Rudi.(red)
Penulis: Lukman Simanjuntak